|
Cerita erotis dengan mengerjai memek wanita di tetanggaku yang hot |
Ini yaitu satu diantara narasi erotis paling baru dengan penulisan yang rapi serta baik. Menarik untuk dikaji apakah narasi erotis yang satu ini bisa memikak hati anda. Tersebut disini narasi erotis mengenai ngentot memek jenis keturunan China itu :
Narasi Erotis Paling baru – Ngerjain Memek Jenis Chinese
Saya seseorang fotografer yang kerap melambungkan jenis2 yang belum miliki nama. Saya miliki kenalan banyak produser film serta agency jenis, hingga saya senantiasa sukses menyalurkan beberapa jenis2 baru ini pada mereka.
Mereka yakin lantaran jenis2 yang kuajukan umumnya tak pernah mengecewakan meskipun mereka belum memiliki pengalaman. Saya kenalan dengan satu cewek amoy, sebut saja Fika, abg asal kota amoy, Singkawang. Seperti ciri umumnya abg amoy, Fika miliki perawakan kutilang namun tidak darat, lantaran toketnya lumayan gede. Pinggangnya ramping serta pinggulnya yang besar hingga bikin tiap-tiap lelaki kerasan berlama2 menyapu badan Fika dengan matanya. Terlebih jika simak Fika jalan, pantatnya yang besar bergerak kekiri kekanan ikuti gerak langkahnya. Tentu buat napsu lelaki yang ngeliatnya, terlebih Fika kerap pakai celana panjang, terlebih pendek, yang ketat.
Narasi Erotis Paling baru 2016 | Kulitnya yang putih serta muka sendu dengan sepasang mata sipit memberi kecantikan Fika. Yang khas lagi dari Fika yaitu bulu tangan serta kaki yang panjang2, ditambah dengan kumis tidak tebal yang menghiasi sisi atas dari bibir mungilnya, memberi keseksiannya.
Pastinya jembutnya lebat, serta napsunya gede. Jenis pakeannya juga senantiasa seperti yang di pakai abg amoy, rambut lurus sebahu yang dicat kepirangan, blus ketat yang menonjolkan kemontokkan toketnya, serta celana hipster yang juga ketat hingga pinggang serta pinggulnya tentu menarik perhatian lelaki yang memandangnya. Lagian blus ketatnya hanya sepinggang hingga pinggang serta perutnya yang putih mulus dan pusernya sukai ngintip jika Fika bergerak. Fika menginginkan coba peruntungannya di bagian jenisling.
“Kamu miliki bikini atau daleman jenis bikini tidak? ”, tanyaku saat menjadwalkan session pemotretan. “Punya om, cowokku kerap beliin saya daleman jenis bikini, mana kekecilan serta tidak tebal lagi. Bikini juga ada”. “Kamu bawa ya, juga bawa pakaian ganti lantaran kita bakal shooting di vila, jika tidak usai kita nginep ya”. “Nginep om? ”, tanyanya. “Napa, anda keberatan? Jika tidak usai saat harus balik lagi serta besok ke sana lagi. Buang2 saat lah, lagian kita dapat juga buat photo sesionnya malem kan”.
Pada hari yang dijanjikan, Fika membawa tas yang diisi pakaian ganti, bikini serta sebagian daleman bikini dan mantel. ” Hai Fik”, sapaku saat jumpa di resto sebagai tempat pertemuan kami. Fika pakai blus ketat warna pink serta jins hipster ketat juga. “Wah anda cantik sekali, Fik, seksi juga lagi”, kataku sembari menyalami Fika. “Om belum pernah neh dapet jenis amoy, mana amoynya bahenol lagi”.
Saya duduk didepan Fika. “Kita pergi saat ini yuk”. Kamipun beranjak dari tempat duduknya serta menuju ke mobil ku yang diparkir di halaman resto. Di jok belakang teronggok tas yang diisi perlengkapan fotografi, dan perlengkapan bantu yang lain. Selekasnya mobil meluncur meninggalkan tempat parkir, menembus kemacetan kota menuju ke vilaku yang terdapat di daerah Puncak. Sepanjang diperjalanan kami ngoborol ngalor ngidul.
Saya singgah disebuah mini mart didekat vila serta beli makanan serta minuman dan kepentingan yang lain. Belanjaan yang cukup banyak itu di taruh dibagasi mobil mengingat di jok belakang dah dipenuhi perlengkapan photo. Sesampainya di vila, ku turunkan semuanya bawaannya.
Fika menolong ngangkatin juga terkecuali tas pakeannya. “Gak ada yang nungguin ya om”, bertanya
Anda pakai deh bikini anda. Om tunggulah di belakang ya, di kolam renang”. Fika masuk ke satu diantara kamar serta ganti pakeannya dengan bikini. Lantaran bikininya minim, toketnya yang besar montok seolah mo ngeloncat keluar. Demikian pula jembutnya yang lebat ngintip dari sela2 cd bikininya. Saya menelan ludah saat lihat Fika berbikini ****** “Wao, mulus banget Fik. Merangsang banget”.
Saya selekasnya berikan arahan pada Fika untuk berpose di tepi kolam renang serta mulai mengambil gambar. Lantaran Fika belum pernah akting jadi stylenya kaku. “Kamu malu ya Fik ama om, kok kaku banget seh style kamu”. “Enggak kok om, Fika tidak malu”. “Anggep saja om cowok anda agar anda dapat lebih rilex stylenya”. Dengan sabar saya mengarahkan Fika berpose hingga pada akhirnya dapet juga satu set photo Fika berbikini. Saya memberi komentar apa yang perlu diperbaiki sambil lihat foto2 yang diambilnya di laptop.
Lantaran dah mulai gelap, photo sesi dipindah kedalem. Di ruangan tamu. “Fik, anda ganti pakai lingeri, bawa kan”. “Bawa om”, Fika menghilang lagi kekamar serta ganti bikininya dengan daleman tidak tebal serta minim yang jenis bikini juga. Saya kembali ternganga lihat kemontokan bodi Fika. Lantaran dalemannya yang tidak tebal jadi berbayanglah pentil toket Fika yang belum sangat besar serta berwarna pink kecoklatan. Demikian juga jembutnya yang lebatpun tampak terang di balik cd tidak tebal yang dipakenya.
“Wah Fik, anda lebih merangsang begini dari pada telanjang bulet”. Photo sesi diawali lagi dengan memakai sofa. Lampu sorot di pakai untuk memberi pencahayaan. Fika tanpa ada canggung berpose lebih vulgar dari yang di kolam renang, pahanya senantiasa dikangkangkan menonjolkan kelebatan jembutnya. Toketnyapun senantiasa dibusungkan hingga terekam dengan terang kemontokannya di kameraku. Sesaat saya sendiri tampak sekali sulit mengatur napsu yang sangatlah berkobar2 lihat kemontokan Fika.
Lantaran telah memperoleh banyak input dari hasil session photo bikini, Fika tambah lebih rilex berposenya serta membutuhkan amat sedikit perbaikan hingga cepat usai session photo lingerie.
Akupun men set kameranya ke lap top serta mulai mengulas satu persatu photo yang sudah di buat dengan Fika. “Foto sesi ke 3 telanjang ya Fik”. “Siapa takut, namun makan dahulu ya om, Fika dah laper neh”. “Kita mencari makan di luar ya Fik, deket vila ada warung sate kambing, enak”. “Biar lebih hot ya om”, jawab Fika sambil menghilang ke kamar. Keluar dari kamar dia dah menggunakan pakaeannya yang tadi, blus serta jins hipster. “Fik, jika malem dingin, anda tidak bawa mantel”. “Ada om”, kata Fika sambil masuk ke kamar lagi mengambil mantelnya. Sampai sini saya belum tunjukkan kesibukan apa2, meskipun sangatlah bernapsu.
Sekembali dari makan, Fika menggunakan bikininya lagi serta mengajakku berenang. Air kolamnya merasa hangat meskipun tak dipanasi. Saya cuma bercelana gombrong. Kami berenag hilir mudik sebagian waktu, lalu Fika selekasnya keluar dari kolam, membungkus badannya dengan anduk serta berbaring di dipan bermatras yang ada di tepi kolam. Hawanya merasa dingin, selekasnya akupun keluar dari kolam serta duduk disamping Fika yang telah berbaring didipan.
“Om dingin om”. Selekasnya saya berbaring disamping Fika, memeluknya serta selekasnya memagut bibir mungil Fika. Fika membiarkan saja tindakanku lantaran dia begitu menginginkan saya membantunya melambungkan dia. Sebentar saja anduk yang membungkus badannya telah kuurai. Fika jadi gelisah, kakinya beralih posisi selalu, sebentar kaki kiri di atas kaki kanan, sebentar lagi posisinya demikian sebaliknya.
Dia rupanya menahan napsunya yang sudah berkobar. “Kenapa Fik, gatel ya, kok kakinya beralih terus”. Fika diem saja. Saya mencium pipinya, Fika menggelinjang serta melihat ke arah ku. Saya selekasnya mencium kembali bibir mungilnya. Melumatnya, lidahku menekan masuk kedalam mulut Fika, menggelitik langit langit mulutnya. Saya mulai merabai toketnya yang masihlah tertutup bra bikininya. Fika merintih.
”Om.. ”. Saya menjilati lehernya, ”tenang saja Fik, nikmati.. ”. Fika benar benar tidak kuasa menampik semuanya, dia cuma pasrah nikmati permainan itu. Kembali saya menciumi bibir Fika lagi. Fika juga membalasnya dengan penuh nafsu.
Dengan cepat saya melepas bra bikini yang di gunakan Fika. Fika sekalipun tidak menampik. Dadanya sudah terbuka. Saya memandang toketnya, yang selekasnya kuraba2. Badan Fika gemetar. pentilnya juga kumainkan dengan liar. Fika mendesah “ ahh.. .. ehhh …. om ohh… “. Saya juga menjulurkan lidah, menjilati pentilnya yang terlihat menonjol keluar.
Fika “Aakkkhh… ssshh” saya menggelinjang menahan nikmat. Fika makin semangat lihat saya rasakan kesenangan, ke-2 tangannya bergerak semakin cepat maju mundur mengocok kon tolku. “Fik…aahhgghh… sshh, saat ini diemut Fik”, pintaku. Fika juga menjulurkan lidahnya serta menjilati ujung kon tolku. Namun belum diemutnya. saya mendorong kon tolku sampai ke mulut Fika. “ayo dong.. Fik, diemut.. dong.. ” pintaku. Fika juga perlahan-lahan buka mulutnya. kon toku selekasnya melucur masuk kedalam mulutnya. “ ufff …ughh …. “ nada Fika tertahan kon tol.
Fika mengeluar masukan kon tolku di dalam mulutnya. saya lalu menggeser badannya kebawah hingga mukanya pas ada diatas ke-2 bulatan toket Fika, perutnya yang menghimpit no nok Fika. Kembali saya menggerayangi toket Fika, saya mulai menggesekkan jemariku dari mulai bawah toket diatas perut selalu menuju gumpalan ke-2 toketnya yang kenyal serta montok. Fika merintih serta menggelinjang pada geli serta nikmat. “Om, geli, mari dong om Fika dien tot”, erangnya lirih. Sebagian waktu saya mempermainkan ke-2 pentilnya yang kemerahan dengan ujung jemariku. Fika menggelinjang lagi, saya memuntir sedikit pentilnya dengan lembut. ”Om…” Fika kembali mendesah.
Dengan cara berbarengan pada akhirnya saya meremas-remas gemas ke-2 toketnya dengan sepenuh nafsu. “Aawww… om”, Fika mengerang serta ke-2 tangannya memegangi kain sprei dengan kuat. saya makin menggila tidak senang meremas lantas saya mulai menjilati ke-2 toket Fika dengan cara bertukaran. Saya menjilati semua permukaan toket Fika hingga basah, dari mulai toket yang kiri lantas beralih ke toket yang kanan, kugigit-gigit pentil Fika dengan cara bertukaran sembari kuremas-remas dengan gemas. Lima menit lalu saya mengisap ke-2 pentil Fika sekuat-kuatnya.
Saya tidak perduli Fika menjerit serta menggeliat ke sana-kemari, sesekali Fika memegang serta meremasi rambutku, sesaat saya tetaplah mencengkeram serta meremasi ke-2 toket Fika bertukaran sembari mengisap-hisap pentilnya. Pentil Fika kupilin dengan lidahku sembari selalu kuhisap. Fika cuma dapat mendesis, mengerang, serta sekian kali me mekik kuat saat gigiku menggigiti pentilnya dengan gemas, sampai tidak heran bila di sebagian tempat di ke-2 bulatan toket Fika terlihat berwarna kemerahan sisa hisapan serta garis-garis kecil sisa gigitanku.
Cukup lama saya mengemut toket Fika, kemudian saya merayap alami penurunan ke bawah. Saat lidahku bermain diatas pusar Fika, Fika mulai mengerang-erang kecil keenakan, saya mengecup serta membasahi semua perutnya. Saat berubah ke bawah lagi, saya membenarkan posisinya diatas selangkangan Fika. Saya buka ke dua iris paha Fika lebar-lebar, Fika sangatlah terangsang sekali.
Ke-2 tangan Fika tetap masih memegangi kain sprei. saya memandangi no nok Fika yang ditumbuhi jembut lebat. Bibir no noknya terlihat gemuk serta padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedang celah sempit ada di antara ke-2 bibir no noknya. Setelah itu saya segera menyosor menghimpit no nok Fika, hidungku menyelip diantara ke-2 bibir no nok Fika.
Bibirku mengecup sisi bawah bibir no nok Fika dengan bernafsu, sesaat tanganku merayap ke balik paha Fika serta meremas pantatnya yang bundar dengan gemas. saya mulai mencumbui bibir no nok Fika yang tidak tipis itu dengan cara bertukaran. Senang mengecup serta mengulum bibir sisi atas, saya mengecup serta mengulum bibir no nok Fika sisi bawah. Lantaran tingkahku, Fika hingga menjerit-jerit lantaran enaknya, badannya menggeliat hebat serta kadang-kadang meregang kencang, sekian kali ke-2 pahanya hingga menjepit kepalaku yang lagi asik masyuk bercumbu dengan bibir no noknya. Saya memegangi ke-2 iris pantat Fika yang telah berkeringat supaya tak bergerak sangat banyak.
Fika meremasi rambutku hingga kacau. Terkadang pantatnya dinaikkan sembari mengejan nikmat atau terkadang digoyangkan memutar selaras dengan jilatan lidahku pada semua permukaan no noknya. Fika berteriak semakin keras, serta kadang-kadang seperti orang menangis karena sangat tidak kuatnya menahan kesenangan. Badannya menggeliat hebat, kepalanya bergerak ke kiri serta ke kanan dengan cepat, sembari mengerang tidak karuan. saya makin semangat lihat tingkahnya.
Kusibakkan bibir no nok Fika, tampak daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendir Fika. saya menyeka dengan lembut bibir no noknya, agak ke atas dari liang no noknya yang sempit itu ada benjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, it ilnya. Lantas secepat kilat dengan lidah saya menyentil2 it il Fika. Fika me mekik begitu keras sembari menyentak-nyentakkan ke-2 kakinya kebawah. Fika mengejang hebat, pinggulnya bergerak liar serta kaku, hingga jilatanku pada it ilnya jadi luput.
Dengan gemas saya memegang kuat-kuat ke-2 iris paha Fika lantas kembali melekatkannya bibir serta hidungku diatas celah ke-2 bibir no nok Fika. Saya menjulurkan lidahku keluar selama mungkin saja lantas kutelusupkan menembus jepitan bibir no nok Fika serta kembali menyentil it ilnya. Fika me mekik tertahan serta badannya kembali mengejan sembari menghentak-hentakkan ke-2 kakinya.
Pantat nya terangkat ke atas hingga lidahku masuk celah bibir no noknya lebih dalam serta menyentil-nyentil it ilnya. Demikian singkat lantaran tidak hingga 1 menit Fika mengejan kembali serta ada semburan lemah dari dalam liang no noknya berbentuk cairan hangat agak kental sangat banyak. saya masihlah menyentil it il Fika sebagian waktu hingga badan Fika terkulai lemah serta pada akhirnya pantatnya juga jatuh kembali pada kasur.
Fika melenguh panjang pendek meresapi kesenangan yang baru dirasa, sesaat saya masihlah menyedot sisa-sisa lendir yang keluar saat Fika nyampe. Semua selangkangan Fika terlihat basah penuh air liurku bercampur lendirnya yang kental. saya menjilati semua permukaan no nok Fika hingga agak kering, “Fik…puas kan…” bisikku lembut tetapi Fika sekalipun tidak menjawab, matanya terpejam rapat. “Giliran om ya Fik, om ingin masuk nih”, bisikku lagi. “Om nakal ih. Saat ini dien tot yang lama ya om”, rengek Fika. “Yang utama Fika nikmat kan”. “Nikmat banget2, om”.
saya selekasnya bangkit serta duduk 1/2 berlutut diatas badan Fika yang telanjang berkeringat. Saya menarik kaki Fika ke atas serta kutumpangkan ke-2 paha Fika pada pangkal pahaku hingga saat ini selangkangan Fika jadi terbuka lebar. Saya menarik pantat Fika ke arahku hingga kon tolku segera melekat diatas no nok Fika yang masihlah basah.
Saya mengusap-usapkan kepala kon tolku pada ke-2 iris bibir no nok Fika serta lantas sebagian waktu lalu kon tol kutepuk2kan dengan gemas ke no nok Fika. Fika menggeliat manja serta tertawa kecil, “Om… iiih.. gelii… aah”. “Fik, kon tol om ingin masuk nih”, bisikku penuh nafsu. “Om, masukin buruan. Fika dah tidak tahan lagi neh”, sahut Fika.
Sedikit kusibakkan bibir no nok Fika, lantas kuarahkannya kepala kon tolku yang besar ke liang no nok Fika yang sempit. Saya mulai menghimpit serta tekan lagi… pada akhirnya perlahan mili untuk mili liang no nok Fika jadi membesar serta mulai terima hadirnya kepala kon tolku. Fika menggigit bibir karena sangat enaknya. saya melepas jemariku dari bibir no nok Fika serta plekk…bibir no nok Fika segera menjepit nikmat kepala kon tolku.
Fika memejamkan matanya rapat-rapat serta ke-2 tangannya kembali memegangi kain sprei. saya agak membungkukkan tubuh ke depan supaya pantatku dapat lebih leluasa untuk menghimpit ke bawah. Saya memajukan pinggulku serta pada akhirnya kepala kon tolku mulai terbenam didalam no nok Fika. Saya kembali menghimpit, mili untuk mili kon tolku dengan cara tentu selalu melesak kedalam no nok Fika.
Saya selalu menghimpit kon tolku, selalu memaksa masuk no nok Fika yang mengagumkan sempit itu. saya memegang pinggul Fika, serta kutarik kearah kon tolku hingga masuk semakin kedalam. Saya menghentak keras ke bawah, dengan cepat kon tolku menekan masuk no nok Fika.
Fika mengerang nikmat. Kuhentakkannya lagi pantatku ke bawah serta pada akhirnya kon tolku dengan cara prima sudah terbenam hingga kandas terjepit diantara bibir no nok Fika. saya berteriak keras karena sangat enaknya, mataku mendelik menahan jepitan ketat no nok Fika yang mengagumkan. Saya merebahkan tubuhnya diatas badan Fika yang telanjang, Fika memelukku, toketnya kembali menghimpit dadaku. no noknya menjepit meremas kuat kon tolku yang telah amblas semua. “Fik… bagaimana rasanya”, bisikku. “Nikmat banget om”, jawabnya.
Saya mencium bibir Fika dengan bernafsu, serta Fikapun membalas dengan tidak kalah bernafsu. Kami sama-sama berpagutan lama sekali
“Om enak sekali.. ” nafasnya terengah2. Lumatan kulanjutkan pada it il Fika, kujilati, kukulum2, hingga Fika makin terangsang hebat. Pantatnya terangkat agar lebih dekat lagi kemulutku. akupun memainkan lidahku kedalam no nok Fika yang telah kubuka sedikit dengan jari. Saat responsnya telah nyaris meraih puncak, saya menghentikannya. Saya ganti keposisi 69. Saya telentang serta minta Fika telungkup di atas badanku namun kepala ke arah kon tolku. Saya minta Fika untuk kembali menjilati kepala kon tolku lantas mengulum kon tolku keluar masuk mulutnya dari atas. Sesudah Fika lancar mengerjakannya, saya menjilati no nok serta it il Fika lagi dari bawah.
Selang sebagian lama kami lakukan pemanasan jadi saya berinisiatif untuk menancapkan kon tolku di no nok Fika. Fika kutelentangkan, pahanya kukangkangkan, pantatnya kuganjal dengan bantal. saya lalu menelungkup di atas Fika. kon tol digesek2kan di no nok Fika yang telah banyak lendirnya lagi lantaran it ilnya kujilati baru saja.
“Ayo om cepat, Fika telah tak tahan lagi”, pintanya dengan bernafsu. “Wah anda telah napsu ya Fik, om sukai jika kita ngen tot sesudah anda napsu banget hingga nikmat banget rasa-rasanya saat kon tol om masuk ke no nok kamu”, jawabku. Dengan pelan namun tentu saya memasukkan kon tolnya ke no nok Fika. Fika melenguh sembari rasakan kon tol besar menerobos no noknya yang masihlah sempit. saya selalu menekan2 kon tolku dengan pelan hingga pada akhirnya masuk semuanya. Lantas kutarik pelan-pelan juga serta kumasukkan lagi hingga mendalam, merasa kon tolku nancep dalam sekali.
“Om enjot yang cepat dong, Fika telah ingin nyampe ach.. Uch.. Enak om, lebih enak katimbang dijilat om tadi”, lenguhnya. “Om juga ingin ngecret, Fik”, jawabku. Dengan hitungan detik kami berdua nyampe berbarengan sembari merapatkan pelukan, merasa no nok Fika berkedutan meremes2 kon tolku. Lemas serta raih kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.
Telah satu jam kami beristirahat, lantas saya minta Fika mengemut kon tolku lagi. “Om belum senang Fik, ingin lagi, bisa kan? ” kataku. “Boleh om, Fika juga ingin merasakan lagi nyampe seperti tadi. Om tidak ada matinya, baru saja ngecret dah ingin masuk lagi”, jawabnya sembari mulai menjilati kepala kon tolku yang segera ngaceng dengan kerasnya. Lalu kepalanya mulai mengangguk2 mengeluar masukan kon tolku dimulutnya. saya mengerang kesenangan, “Enak banget Fik emutanmu.
Koleksi Narasi Erotis Paling baru | Tadi no nokmu juga ngempot kon tol om saat anda nyampe. Nikmat banget deh, bisa diulang ya Fik kapan2″. Fika diam tak menjawab lantaran ada kon tol dalam mulutnya. “Fik, om telah ingin ngecret nih, om masukkin lagi ya ke no nok kamu”, kataku sembari minta Fika nungging. Sembari nungging Fika ajukan pertanyaan, “Mau dimasukkin di pantat ya om, Fika tidak ingin ah”. “Ya tidak lah Fik, ngapain di pantat, di no nok anda telah nikmat banget kok”, jawabku. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kon tolku semakin membengkak. Saya menghimpit pinggulku hingga kepala kon tolku nyelip di bibir no nok Fika. Merasa bibir no nok Fika menjepit kon tolku yang besar itu. Saya menciumi leher Fika, “Oh…om”, lenguh Fika saat saya menciumi telinganya.
Dengan pelan kumasukkan kon tolku ke no nok Fika. Pelan2 kutarik sedikit kon tolku, lalu kudorong lagi. Hal semacam ini kulakukan sekian kali hingga lendir no nok Fika semakin banyak keluarnya, mengolesi kepala kon tolku.
Sembari mendesah, saya menghimpit lagi kon tolku masuk lebih dalam. Saya kembali menarik kon tolku sampai tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar no nok Fika, lantas kudorong kembali pelan2. “Fik, kelak dorong pinggul anda kebelakang ya”, kataku sembari menarik kembali kon tolku. Saya kembali mencium telinga Fika serta mendorong kon tolku masuk.
Pentilnya kuremes dengan jempol serta telunjuk. Fika tersentak lantaran enjotan kon tolku serta dengan cara reflex dia mendorong pinggulnya ke belakang hingga kon tolku nancap lebih dalam. kon tol kembali kutarik keluar lagi serta kubenamkan lagi pelan2, demikian kulakukan sekian kali hingga semua kon tolku telah nancap di no nok Fika.
”Akh om”, lenguhnya saat merasa kon tolku telah masuk semuanya, merasa no noknya berdenyut meremes2 kon tolku. saya selalu menekan2 sampai amblas semuanya, merasa kon tolku masuk dalam sekali, seperti tadi saat pantat Fika diganjel bantal.
Kontol mulai kukeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa ada sadar Fika ikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatnya. Tangan kiriku menyebar ke toket Fika serta meremas-remas kecil, sembari mulai memompa dengan makin cepat. Fika mulai rasakan enaknya, “Om, nikmat banget ya dien tot om, lebih nikmat dari dien tot cowok Fika.
Selalu yang cepet ngenjotnya om, rasa-rasanya Fika telah ingin nyampe lagi”, erangnya. it ilnya tergesek kon tol saat saya mengenjotkan kon tolkua masuk. Fika jadi terengah2 lantaran enaknya. “Fik, no nokmu peret sekali, merasa lagi empotannya, enak banget Fik ngen tot dengan kamu”. Merasa bibir no nok Fika turut tenggelam setiap saat kon tol dienjot masuk.
“Om”, erangnya. Terdengar bunyi “plak” setiap saat saya menghunjamkan kon tolku. Bunyi itu datang dari beradunya biji pelerku dengan pangkal paha Fika, tiap-tiap saya mengenjot kon tolku masuk. “Fik, om telah ingin ngecret”, erangku lagi. Saya menghunjamkan kon tolku dalam2 di no nok Fika serta terasalah pejuku nyembur2 didalam no nok Fika.
Berbarengan dengan itu, “Om, Fika nyampe juga om”, Fika mengejang lantaran ikut-ikutan nyampe. “Om, nikmat banget, kapan ngen totin Fika lagi”. saya tak menjawab, lagi ngrasain enaknya ngentotin Fika. (Tamat)