Jumat, 11 Desember 2015

Cindy pacarku yang cantik



Cerita Dunia Seks Dewasa | Namaku Andi Cerita ini berawal saat aku baru jadian dengan Cindy kekasihku yang masih duduk di bangku SMA , Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku saat seks pertama kami dengan dia. Simak Kisah selengkapnya di bawah ini yaa ....

Dapatkan Prediksi Prediksi Bola terbaik hanya di KLIK di sini ya .... :)

Aku Andi lahir di Manado, Usia 25 thn masih belum nikah. Melalui cerita ini aku ingin berbagi pengalaman sex aku dengan pacarku yang manis Cindy namanya.

Hubungan kami berawal saat Cindy masih dibangku SMU. Kami jadian setelah Cindy putus dengan pacarnya sebelumnya sedangkan aku sebenarnya masih ada hubungan dengan pacar aku waktu itu. Namun setelah beberapa waktu pacaran dengan Cindy akhirnya aku meninggalkan pacarku itu.

Singkat cerita,.. aku ingin menceritakan pengalaman sex pertama dengan dia. Waktu itu dia masih duduk di SMU, dan masih kelihatan lugu. Pada waktu itu ada acara peringatan hari Nasional di sekolahnya sehingga semua siswa di sekolahnya mengikuti upacara bersama. Setelah upacara tersebut ada kegiatan-kegiatan lanjutan, namun semalam kita sudah buat janjian untuk ketemu disamping sekolahnya.

Pagi itu setelah tidak lama menunggu akhirnya Cindy muncul juga dengan seragam sekolahnya untuk menemui aku di tempat janjian. Selanjutnya kami meninggalkan sekolahnya, rencananya kami akan jalan-jalan di mall. Namun karena dia masih menggunakan seragam sekolah akhirnya dia minta ditemani ke rumahnya untuk mengganti seragamnya.

“Ke rumahku dulu ya…” katanya.
“Kenapa??” kataku
“Ganti baju dulu dong…”ujarnya manja.

Aku menurut saja ke rumahnya dalam perjalanan aku sempat memperhatikan Cindy yang sepertinya masih malu-malu denganku mungkin karena belum lama jadian dan baru kali ini ke rumahnya. Sesampai di rumahnya kami mendapati rumah itu sedang kosong, kedua orang tuanya sedang di tempat kerjanya begitu juga dengan kakak perempuannya juga sedang ke tempat kuliahnya.
Sampai dirumah dia mempersilahkan aku duduk, sambil mengeluarkan minuman. Selanjutnya kami berbincang-bincang singkat di ruang tamunya maklum baru jadian.

Saat itu aku memperhatikan Cindy yang sangat cantik, dengan kulit mulus kuning langsat, rambut kuning agak pirang kemerah-merahan karena dicat. Selanjutnya aku lebih memperhatikannya mendetail mata seksi yang menantang, bibirnya mengundang nafsu untuk melumatnya.

Aku mulai tidak tahan melihat keindahan di depanku ini, akhirnya aku memberanikan diri untuk menciumnya. Ternyata Cindy yang saat itu duduk berdampingan denganku langsung merespon bibirku yang saat itu mulai menciumi pipinya sambil memejamkan matanya. Melihat itu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan langsung ku ciumi bibirnya yang terbuka saat aku menciumi pipinya.
Aku melumatnya dengan lembut, menggigit dan menghisap bibir dan lidahnya bergantian, Cindy yang saat itu telah terpancing birahinya juga menciumiku dengan penuh nafsu, nafasnya agak tersengal-sengal mungkin karena menahan nafsunya. Selanjutnya tanganku mulai turun ke dadanya, dia diam sampil terus menciumi aku. Satu persatu kancing seragam putihnya kulepas, dia seperti mengiyakan dengan membusungkan dadanya.

Akhirnya lepas juga bajunya dan aku lanjutkan dengan BH-nya, memeluknya menciumi lehernya sambil membuka BH hitam-nya. Terlihat Cindy semakin bernafsu, matanya meram merasakan sensasi ciuman di leher dan turun ke dadanya. Roknya pun akhirnya kulepas, begitu juga dengan kaos dan celana yang aku pakai akhirnya semua lepas. Cindy tinggal mengenakan celana dalam berwarna hitam seragam dengan BH-nya.

Aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, menjilatnya dengan lembut, dari wajah turun ke payudara dan ke putingnya yang kelihatan memerah dan kencang, berulang-ulang hingga membangkitkan birahinya. Aku melanjutkan menjilati perutnya yang langsing. Sementara itu Cindy kelihatan semakin terangsang, dia memegangi kontolku yang masih dalam sangkarnya dan menegang seperti tiang bendera, mengelus-elusnya dengan halus dan semakin kasar seirama nafsunya yang semakin meninggi.

Akhirnya aku tiba di daerah vaginanya aku jongkok sedang dia duduk bersandar, sambil membuka celana dalamnya aku mulai mempermainkan lidah aku pada daerah klentit vaginanya yang merekah. Cindy semakin bernafsu dia terengah-engah berusaha menahan luapan birahinya yang telah melewati alam sadarnya.

“Aku.. tidak.. tahan… Di…” Ujar Cindy.

“Keluarkan saja” aku mempersilahkan dia menikmati sensasi yang luar biasa itu.

“Uuuh.. aahh.. eehhh..eehhh..” Cindy mengerang.

Perlahan-lahan vaginanya basah dengan cairan yang keluar dari dalamnya, pertanda dia terangsang. Selanjutnya sementara dia mengerang menikmatinya aku, menuntun tangannya ke kontol aku yang sudah aku keluarkan dari sangkarnya. Dia meremasnya dan mengocoknya perlahan-lahan, aku merasakan semakin meninggi, akhirnya kontol aku perlahan-lahan menyentuh bibirnya yang seksi dan masuk ke mulutnya.

Terasa sensasi yang nikmat saat lidahnya yang imut itu mempermainkan penis aku yang mulai mengeluarkan cairan pelumasnya. Dimasukan dan dikeluarkan perlahan dan semakin cepat, selanjutnya dia mulai menjilati ujung penis aku yang telah berwarna merah muda, geli, nikmat dan luar biasa saat lidahnya menjilati bagian bawah ujung penis aku aku menutup mata menikmati sensasi itu.

“Uuuh.. eehhh.. terus Cin .. nikkmaat…” ujarku.

“Kau suka??” katanya sambil terus menjilatinya dan menatap dengan menengadah keatas karena saat itu aku dlm posisi berdiri.

“He-eh” ujarku mengangkuk.

Dia melanjutkan menjilatinya sementara tangan kirinya menahan batang penis dan tangan kanannya meremas-remas biji penis aku yang menggantung.

“Aku sudah tak tahan Ndii…” ujar Cindy.

Akhirnya dia duduk terlentang sambil mengangkang, dia terus memegang penisku dan aku mengerti maksudnya. Aku mulai memainkan penis aku di mulut vaginanya. Dia terlihat menikmati usapan-usapan penisku di bibir vaginanya, terlihat kembali keluar cairan dari memeknya itu, yang pertanda Cindy semakin terangsang.

“Eeeeeehhhh…eehhhh…”kembali Cindy mengerang.

Merasakan semakin lembutnya bibir vagina itu aku balas menjilatinya, lidahku kupermainkan diujungnya dan coba aku teroboskan ke bagian dalamnya yang berwarna pink.

“Ndi, udah gak tahan nihh…. uuuhh…” Cindy memintaku untuk melanjutkan dengan tahapan selanjutnya.

Saat itu juga penis ukuran >15 cm ku yang telah tegang dan basah dengan cairan putih bening kumasukkan ke dalam liang vaginanya yang masih terasa sesak. Dengan dibantu cairan dari penisku dan dari vaginanya, batangku masuk perlahan-lahan ke dalam lubang rahasianya yang ternyata masih perawan, darahnya keluar setelah permainan kami yang kedua.

“Auw… aduuuhh.. pelan-pelan Di.. sakit…..” ujar Cindy.

“He..eh akung…”kataku.

Cindy mengerang dan kejang-kejang, badan dan kakinya menegang sementara tangannya memelukku, saat batang penisku mulai bermain didalam liang vaginanya.

Selanjutnya kami merubah posisi, dia menelungkup di kursi dengan tangannya menahan badannya sementara itu aku mulai kembali menerobos memeknya yang merekah dengan senjata rahasiaku dari belakang, mirip doggy style. Sementara tangan kiriku meremas payudaranya yang berukuran 34A, dan jari tengah tangan kananku memainkan klentit vaginanya.

“A..duuuh.. geli.. ahh.. ahh.. uhh..ehhh.” erang Cindy.

Setelah bermain sekian lama dengan berbagai gaya secara refleks, Cindy mulai merasakan Orgasme, begitu juga dengan aku.

“Aku mau sampai ian…” katanya.

“Aku juga…” tambahku.

“Heeii jangan didalam…… takut hamil…” ujar Cindy.

“He..eh’ jawabku sambil mempercepat genjotan penisku didalam vaginanya, terasa vaginanya mulai becek, karena Cindy orgasme.

“Aaah nikmat Di… terus..terus uuhh…eeehh…eeehhh.” Ujar Cindy sambil membantu menggoyang-goyang pinggulnya, sepertinya dia telah mahir.

Saat itu penisku siap untuk mengeluarkan pelurunya, secepatnya aku menariknya keluar dari dalam memeknya dan mengarahkan ke perutnya. Aku mengocok penisku dengan cepat sementara Cindy dengan refleks meremas-remas kedua bolanya yang menggantung.

“Aaaaaaaaaaahhhh….Eeeaaaaaaahhh..eeaaaaaaahh” aku mengerang menahan teriakku menikmati sperma yang keluar dan muncrat menembak-nembak dengan kencang ke perut hingga leher Cindy.
Aku terjatuh lemas memeluk tubuhnya yang lemas duluan dengan cairan sperma yang baunya seperti pandan.

“Thanks Cinn .. “ bisikku beberapa saat kemudian, terdengar romantis.

Dia mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum puas.

Kami selanjutnya membersihkan diri di Kamar Mandi Kamarnya, setelah itu kami melanjutkan permainan kedua, dan saat permainan itu keluar darah perawan dari vagina Cinn.

Begitulah selanjutnya kami sering melakukannya.

Hingga saat ini kami masih pacaran, namun kami dipisahkan oleh tuntutan aktivitas dan kerjaku yang saat ini di Jayapura sedang dia di Manado. Selama pacaran dengan dia aku juga punya pengalaman lain dengan teman-teman wanitaku yang akan saya ceritakan di kisahku yang lain.

jangan lupa di add Pin BB ku ya 58B32F44 ... :)

Ngentot dengan Dosen , pembantu yang seksi


Cerita Dunia Seks Dewasa | Cerita ini berawal dari pada waktu ujian tengah semester di warnai rintikan hujan disepanjang jalan menemaniku menuju ketempat itu, saya dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, sekitar 26 tahun.. Simak kisah selanjutanya di bawah ini ya ....

Prediksi Bola Terbaik Hanya ada di KLIK di sini ya ....

pada waktu ujian tengah semester di warnai rintikan hujan disepanjang jalan menemaniku menuju ketempat itu, saya dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, sekitar 26 tahun. body asyik di pandang mata,lurus sebahu rambutnya. Ia juga lulusan dari perguruan tinggi tersebut. Dipanggil ke rumahnya karena saya diminta untuk mengurus keperluan dia, karena dia akan ke luar kota. Malam harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Saat itu rumahnya hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak.Otomatis kondisi rumah lagi sepi,hanya wanita-wanita tok penghuninya.

Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis, sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar. Saat saya perhatikan, dia ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.

Sewaktu saya sedang memperhatikan Dosen saya itu, saya kepergok oleh pembantunya yang ternyata dari tadi memperhatikan saya. Sesaat saya jadi gugup, tetapi kemudian pembantu itu malah mengedipkan matanya pada saya, dan selanjutnya ia memberikan minuman pada saya. Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan sama seperti dosen saya ukurannya juga besar.

Kemudian dosen saya yang sudah duduk di depan saya berkata, (mungkin karena saya melihat belahan dada pembantu itu) “Kamu pingin ya “nyusu” sama buah dada yang sintal..?”
Saya pun tergagap dan menjawab, “Ah… enggak kok Bu..!”
Lalu dia bilang, “Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.”
Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja, “Oh.., boleh juga tuh Bu..!”

Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk ke ruang kerjanya.
Saat kami masuk, ia berkata, “Andre, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang, “Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap membelakangiku. Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar. Kemudian saya merayap ke putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya besar dam masih keras.

Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian saya berkata, “Kenapa Ibu membuka baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”
Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.
“Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)”

Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum penis saya hingga biji kemaluan saya.
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya. Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69.

Saya terus menjilati vaginanya dan terus memasukkan jari saya.
“Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya saya.
“Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.” jawabnya.
Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil berkata, “Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Ndre..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan saya sudah masuk setengahnya.

“Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya, “Oh my good..! Ohhh..!”
Saya pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk. Tidak sampai semenit kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.
“Oh Andre, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan saya. Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi, “Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras. Karena saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang kerjanya.

Saat itu saya sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami). Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang keperkasaan saya maju mundur di liang vagina dosen saya. Saya juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan saya baru kali ini melihat wanita masturbasi.

Setelah 15 menit bermain dengan posisi saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh dosen saya pindah ke atas saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.

Kemudian setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja, sedangkan saya berdiri di depannya. Saya terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding rahimnya.
“Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Andre, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu saya dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang saya berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami. Karena dosen saya sangat senang diusap buah dadanya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan saya menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).
Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi dosen saya dan yang pertama bagi saya.
“Oh Andre, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kejantanan saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.
“Oh Andre, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Andre. Suamiku biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tidak sama sekali.” ujar dosen saya.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di sana.
Di luar ruang kerjanya, saya lihat pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Karena melihat tubuh pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai membayangkan bila saya dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar, sekitar 36D. Akhirnya saya pikir, biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama pembantunya. Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya dengan majikannya.



Saya langsung menindih tubuhnya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Saya mencoba melakukan perangsangan terlebih dulu ke bagian sensitifnya. Saya mencium dan menjilat seluruh permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan lebat itu. Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat kelamin kami. Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti saat kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-masing. Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu setengah jam. Saya pun akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya saya merasakan bercinta dengan wanita.